TANGERANG - Jembatan bambu penghubung Desa Pagedangan Udik dengan Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang ini kondisinya memprihatinkan.
Jembatan itu lokasinya membentang antara RT 02 RW 01 Desa Pagedangan Udik dengan RT 06 RW 03 Desa Pasilian, Kec. Kronjo. Sementara, di bawah jembatan itu terdapat aliran sungai Cipasilian yang bermuara di Laut Jawa.
Setiap sore, jembatan ini ramai dilalui anak-anak Desa Pagedangan Udik yang akan mengaji ke Desa Pasilian.
Salah satunya adalah Alvaredo, bocah berusia 3 tahun yang tinggal di Desa Pagedangan Udik. Ia terpaksa harus melewati jembatan yang nyaris roboh ini untuk belajar di majelis milik Ustadzah Aswati yang tinggal di Desa Pasilian.
"Iya, banyak anak-anak dari Desa Pagedangan Udik mengaji di sini. Mereka harus lewat jembatan bambu itu, karena kalau memutar cukup jauh, " ujar Aswati.
Dani, warga Desa Pasilian mengatakan, setiap hari, jembatan itu juga banyak dilalui warga umum. Sebab, menjadi akses pintas penghubug kedua desa.
"Meski kondisinya nyaris roboh, tetap banyak yang melewati, karena jadi jalan pintas. Kami berharap, jembatan ini segera diperbaiki agar tidak membahayakan masyarakat, " haranya.
Dari cerita warga setempat, jembatan itu sudah mulai rusak sejak tahun lalu. Saat aliran sungai Cipasilian cukup tinggi, jembatan ini nyaris terbawa arus sehingga kondisinya menjadi miring. "Hingga kini belum ada perbaikan permanen, hanya swadaya masyarakat saja yang memperbaiki ala kadarnya, " ujar Dani.
(TIMS/Sopiyan)